Jumat, 28 Agustus 2015

DUA USAHA DALAM SEKALI JALAN


      Apakah orang sukses itu harus bisa move on dari tempat semula ia lahir? Dan apakah orang yang tetap berada di tempat ia lahir tidak bisa sukses? Ada satu hal yang bisa membuat seseorang menjadi lebih sukses ia harus berani move on dari tempat semula ia lahir. Selain itu diharuskan mempunyai tekat yang kuat dalam menjalankan kehidupan di kota orang. Karena kita dituntut untuk beradaptasi dengan orang baru di sekitar dan mencari peluang di lingkungan baru kita. “Dan hal itu tidak mudah”, kata Lukman. Orang yang berani move on dari tempat ia dilahirkan dan menjalani semua kehidupan barunya di tempat perantauan.
      Ia mulai menapaki bidang kewirausahaannya dengan bisnis supplier daging sapi. Meskipun ia sempat pesimis dengan bisnis yang dirintis, dikarenakan nihilnya modal yang dimiliki kuat untuk mencari modal kesana kemari. Hingga akhirnya ia mendapatkan cukup modal dari teman dekatnya untuk membuka bisnis supplier daging, dan bisa memulai bisnis pertamanya dengan baik. Ia berhasil memasarkan produknya di beberapa tempat di daerah Surabaya dan Malang. Tetapi seiring berjalannya waktu, kenyataan tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Jalan memang tidak semulus apa yang dibayangkan. Pada pertengahan ia merintis bisnis ini, tentunya selalu ada halangan dan hambatan dalam setiap urusan. Ia pernah mengalami kerugian dalam mengeloala bisnis tersebut. Kerugian yang tentunya pernah dialami oleh pengusaha lain, pada umumnya yakni biaya produksi lebih besar dari pendapatan yang didapatnya.
      Tak kehabisan akal, untuk menanggulangi kerugian yang dialami pada bisnis supplier daging miliknya, Lukman memutuskan untuk mendirikan usaha sampingan. Berawal dari hobi memelihara beberapa burung berkicau “Love Bird” yang terkenal dengan harganya yang tinggi, suaranya bagus dank has, dan warna bulunya yang indah. Ia menjadikan peluang ini menjadi peluang bisnis. Pernah beberapa kali burung kicau yang dimilikinya ditawar dengan harga yang cukup tinggi. Harga per satu burung di tawar 7 – 10 juta rupiah, karena sering menjadi juara pada kontes burung kicau yang diselenggarakan oleh beberapa pihak. “Ini adalah kesempatan besar,” ungkapnya yakin. Meskipun ia harus mengeluarkan modal banyak untuk bisnis sampingannya, tetapi justru bisnis yang dikesampingkan berbuah manis baginya.
      Kurang dari dua tahun ia menggeluti bisnis di bidang ini omset yang ia raih mencapai 200 juta rupiah per bulan. Ia memasarkan produknya lewat komunitas dan kompetisi burung kicau se-nusantara. Selain itu ia juga pernah mendapatkan Piagam Penghargaan untuk bisnis ternak burungnya dari PEMKOT Malang. Lukman adalah kolektor serta pengembangbiak jenis burung kicau Love Bird, Cucak Ijo, dan juga Kenari yang masing-masing ia bandroli dengan kisaran harga 2 – 7 juta rupiah. “Tergantung jenis dan usia burung tersebut,” tuturnya.
      “Arus dan putaran uangnya cepat dan menggiurkan,” ungkapnya. Ia lebih suka menggeluti usahanya yang kedua, karena selain lebih mudah pendapatan yang diraih jauh lebih besar dibanding bisnis supplier daging. Juga dengan menggeluti usaha ternak burung secara tekun, ia dapat menutupi kerugiannya pada bisnis supplier daging sebelumnya. Omzet dua bisnis yang saling bertolak belakang tersebut bisa mencapai hingga 300 – 350 juta perbulan.
      Sebagai seorang atasan, ia harus bisa mengayomi para pegawainya dengan baik. “Dia baik, dermawan dan juga menfasilitasi kami motor untuk bekerja disini yang bisa kami bawa pulang setiap harinya,” ungkap Hendra salah satu pegawainya. Lukman memberikan fasilitas motor kepada setiap karyawannya, itu cara Lukman memberikan kenyamanan kepada para karyawannya. Demi menjaga keyolalitasan antara atasan dan karyawan.

      Sering mengalami jatuh bangun menjadikan ia semakin piawai dalam mengelola kedua bisnis miliknya. “ Time is money,” pepatah yang cukup melekat dalam dirinya. Ia menggunakan banyak waktunya untuk bekerja bahkan sampai larut malam hingga menjelang pagi. Demi buah manis yang dihasilkan kedua bisnis tersebut untuk istri dan empat anaknya dan juga keluarga di tempat ia lahir. Meskipun ia bisa lebih sukses di tempat orang lain, dia tidak melupakan orang-orang dikampung kelahirannya dulu. Boleh sukses di tempat orang lain, tapi jangan sampai melupakan daerah asal. “Jika kamu ingin menjadi orang sukses dan kaya, tanamkan jiwa kewirausahaanmu mulai sekarang. Sebab zaman nabi Muhammad 90% orang kaya adalah orang yan berprofesi sebagai pedagang,” tuturnya sembari menasehati. (Irm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar