Apakah
orang sukses itu harus bisa move on dari
tempat semula ia lahir? Dan apakah orang yang tetap berada di tempat ia lahir
tidak bisa sukses? Ada satu hal yang bisa membuat seseorang menjadi lebih
sukses ia harus berani move on dari
tempat semula ia lahir. Selain itu diharuskan mempunyai tekat yang kuat dalam
menjalankan kehidupan di kota orang. Karena kita dituntut untuk beradaptasi
dengan orang baru di sekitar dan mencari peluang di lingkungan baru kita. “Dan
hal itu tidak mudah”, kata Lukman. Orang yang berani move on dari tempat ia dilahirkan dan menjalani semua kehidupan
barunya di tempat perantauan.
Ia mulai
menapaki bidang kewirausahaannya dengan bisnis supplier daging sapi. Meskipun ia sempat pesimis dengan bisnis yang
dirintis, dikarenakan nihilnya modal yang dimiliki kuat untuk mencari modal
kesana kemari. Hingga akhirnya ia mendapatkan cukup modal dari teman dekatnya
untuk membuka bisnis supplier daging,
dan bisa memulai bisnis pertamanya dengan baik. Ia berhasil memasarkan
produknya di beberapa tempat di daerah Surabaya dan Malang. Tetapi seiring
berjalannya waktu, kenyataan tidak berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Jalan memang tidak semulus apa yang dibayangkan. Pada pertengahan
ia merintis bisnis ini, tentunya selalu ada halangan dan hambatan dalam setiap
urusan. Ia pernah mengalami kerugian dalam mengeloala bisnis tersebut. Kerugian
yang tentunya pernah dialami oleh pengusaha lain, pada umumnya yakni biaya
produksi lebih besar dari pendapatan yang didapatnya.
Tak
kehabisan akal, untuk menanggulangi kerugian yang dialami pada bisnis supplier daging miliknya, Lukman
memutuskan untuk mendirikan usaha sampingan. Berawal dari hobi memelihara
beberapa burung berkicau “Love Bird”
yang terkenal dengan harganya yang tinggi, suaranya bagus dank has, dan warna
bulunya yang indah. Ia menjadikan peluang ini menjadi peluang bisnis. Pernah
beberapa kali burung kicau yang dimilikinya ditawar dengan harga yang cukup
tinggi. Harga per satu burung di tawar 7 – 10 juta rupiah, karena sering
menjadi juara pada kontes burung kicau yang diselenggarakan oleh beberapa
pihak. “Ini adalah kesempatan besar,” ungkapnya yakin. Meskipun ia harus
mengeluarkan modal banyak untuk bisnis sampingannya, tetapi justru bisnis yang
dikesampingkan berbuah manis baginya.
Kurang
dari dua tahun ia menggeluti bisnis di bidang ini omset yang ia raih mencapai
200 juta rupiah per bulan. Ia memasarkan produknya lewat komunitas dan
kompetisi burung kicau se-nusantara. Selain itu ia juga pernah mendapatkan
Piagam Penghargaan untuk bisnis ternak burungnya dari PEMKOT Malang. Lukman
adalah kolektor serta pengembangbiak jenis burung kicau Love Bird, Cucak Ijo,
dan juga Kenari yang masing-masing ia bandroli dengan kisaran harga 2 – 7 juta
rupiah. “Tergantung jenis dan usia burung tersebut,” tuturnya.
“Arus dan
putaran uangnya cepat dan menggiurkan,” ungkapnya. Ia lebih suka menggeluti
usahanya yang kedua, karena selain lebih mudah pendapatan yang diraih jauh
lebih besar dibanding bisnis supplier daging.
Juga dengan menggeluti usaha ternak burung secara tekun, ia dapat menutupi
kerugiannya pada bisnis supplier
daging sebelumnya. Omzet dua bisnis yang saling bertolak belakang tersebut bisa
mencapai hingga 300 – 350 juta perbulan.
Sebagai
seorang atasan, ia harus bisa mengayomi para pegawainya dengan baik. “Dia baik,
dermawan dan juga menfasilitasi kami motor untuk bekerja disini yang bisa kami
bawa pulang setiap harinya,” ungkap Hendra salah satu pegawainya. Lukman
memberikan fasilitas motor kepada setiap karyawannya, itu cara Lukman
memberikan kenyamanan kepada para karyawannya. Demi menjaga keyolalitasan
antara atasan dan karyawan.
Sering
mengalami jatuh bangun menjadikan ia semakin piawai dalam mengelola kedua
bisnis miliknya. “ Time is money,” pepatah yang cukup melekat dalam dirinya. Ia
menggunakan banyak waktunya untuk bekerja bahkan sampai larut malam hingga
menjelang pagi. Demi buah manis yang dihasilkan kedua bisnis tersebut untuk
istri dan empat anaknya dan juga keluarga di tempat ia lahir. Meskipun ia bisa
lebih sukses di tempat orang lain, dia tidak melupakan orang-orang dikampung
kelahirannya dulu. Boleh sukses di tempat orang lain, tapi jangan sampai
melupakan daerah asal. “Jika kamu ingin menjadi orang sukses dan kaya, tanamkan
jiwa kewirausahaanmu mulai sekarang. Sebab zaman nabi Muhammad 90% orang kaya
adalah orang yan berprofesi sebagai pedagang,” tuturnya sembari menasehati.
(Irm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar